Perjalanan Pandora Sang Penggema Jiwa

Ini adalah novel cover Novel dari Pandora Sang Penggema Jiwa.

Ini adalah novel cover Novel dari Pandora Sang Penggema Jiwa.

Aku bingung harus mulai dari mana, semua bermula ketika tahun 2008 awal aku bertemu dengan seorang motivator bisnis. Wajahnya penuh dengan beban hidup, dalam pikirannya tersirat ada lukisan masalah yang diberikan Allah padanya.

Saat melihatnya, aku tidak banyak menegur. Sekedar menyapa dan bertanya kabar. Selebihnya tidak berbicara apa pun. Hingga dua puluh menit berlalu, ia kemudian pergi meninggalkan ruangan dengan langkah berat.

Saat itu aku masih belum tahu apa yang terjadi dengan pria itu. Hingga sahabatku kemudian cerita, pria itu sedang mengalami masalah yang sangat berat dalam hidupnya. Pernikahannya diambang perceraian dan ekonominya sangat sulit.

Mendengar cerita itu, aku hanya terdiam saja tidak banyak mengomentari. Sahabatku ini kemudian menunjukkan sebuah tabloid bisnis, sambil menunjukkan padaku. “Lihat, ini adalah tulisan-tulisannya tentang bisnis, tajam dan sangat mengena.”

Aku memperhatikan dengan seksama tulisan itu, dan benar saja aku harus sepakat pria yang tadi kutemui memang seorang motivator bisnis. Dalam hati kecil aku pun bergumam, “Kadang kita tidak pernah tahu apa yang dirasakan orang lain, bahkan kita tidak pernah tahu dirinya sedang diuji dengan masalah yang luar biasa.”

Beberapa tahun kemudian, aku bertemu dengan seorang motivator kehidupan. Tampilan di panggung sangat sempurna. Banyak orang yang terpana melihat kehebatannya. Aku yang menjadi tim event organizer-nya pun dibuat takjub melihat penampilan dan sepak terjangnya.

Semua nampak sempurna, sampai akhirnya persepsiku berubah saat pria ini memaki-maki tukang parkir dengan kata-kata kasar. Tidak sampai di situ, pria ini juga kerap kali menjelek-jelekkan saingannya dalam dunia motivasi. Aku kaget melihat sepak terjangnya, hingga akhirnya aku memutuskan untuk tidak menjadi event organizernya lagi.

Dua kejadian ini yang kemudian melatarbelakangi pembuatan Pandora Sang Penggema Jiwa. Aku kemudian menulis novel ini dalam kurun waktu dua bulan saja, karena ide yang ada di kepalaku sebenarnya sudah terkumpul lama.

Usai menulis novel ini, barulah kukirim ke penerbit. Setelah menunggu beberapa lama, akhirnya aku mendapatkan jawaban dari novel ini. Editor Quanta, Ibu Linda Razad memberikan kabar yang menjelaskan novelku sudah direview dan aku diharuskan menjawab kekurangan-kekurangan yang ada pada novel.

Menjawab kekurangannya ini, aku pun bekerja keras memperbaiki novel. Sahabat, engkau tahu apa yang paling sulit dalam menulis novel bukanlah proses menulis awalnya, tapi memperbaiki naskah yang sudah dibuat. Betapa tidak, aku diminta menambah bab untuk novel ini. Dengan sangat hati-hati aku kemudian memperbaiki. Perasaan khawatir saat itu muncul. Yah, aku khawatir jalan cerita akan berubah ketika aku menambah bab.

Dengan sangat hati-hati aku mengembangkan cerita agar struktur cerita tidak berubah. Berkali-kali aku harus membuat catatan kecil agar tidak terjadi kesalahan, hingga akhirnya novel ini kemudian selesai dalam kurun waktu sebulan.

Aku pun segera memberitahu Bu Linda tentang perbaikan novelku. Dan beliau akhirnya menungguku untuk bersabar menunggu hasil perbaikan. Hingga akhirnya, fualah…. Novelku diterima Quanta. Aku pun bersyukur memberitahu bapak dan ibu, penerimaan novel ini bagai oase untukku setelah awal tahun ini aku banyak diuji dari mulai pekerjaan nulisku yang mulai berkurang, manajer yang harus berobat karena harus fokus pada terapi rahim sampai bapak yang masuk rumah sakit karena sakit stroke dan jantung.

Sekarang, aku hanya tinggal menunggu waktu terbit novel ini. Insya Allah menurut kabar dari Bu Linda, tanggal 11 Agustus 2014, novel ini sudah terbit. Sekali lagi aku hanya bisa bersyukur pada Allah, akhirnya penantian lama ini terjawab sudah….

Salam Inspirasi

Senda Irawan | Book Writer | Author | Kontributor Writing Clinic Annida | Penulis buku 88 Kiat Menjadi Penulis Hebat | Speaker | Founder Rumah Baca Cakrawala Indonesia | Founder Komunitas Baca Buku | twitter: @Sendrawan

 

2 pemikiran pada “Perjalanan Pandora Sang Penggema Jiwa

Tinggalkan komentar