Petualangan mencari tempat untuk KOIN kembali beraksi

Semangat berbagi inspirasi. Ini yang akhirnya menggerakkan kami untuk bergerak dengan konsisten memberi banyak inspirasi pada banyak orang. Sejak kami mengukuhkan menjadi komunitas untuk berbagi, kami mendapatkan banyak pengalaman dan petualangan.
Kali ini aku dan sahabat KOIN-ku Rudi berpetualang mencari tempat untuk dijadikan acara Koloni Inspirasi. Tempat yang kami tuju adalah Kampung Bedeng. Berawal dari tayangan di DAAI TV tentang seorang pejuang pendidikan yang membangun sekolah gratis untuk daerah tempat dia tinggal.

Namanya Sarip Abdul Rohman, pria berumur 32 tahun ini benar-benar pria yang luar biasa. Bagaimana tidak luar biasa, tinggal di perkampungan yang tidak selesai pendidikan membuatnya rela mengeluarkan waktu dan hidupnya untuk membangun sekolah.
Yah, pada tahun 2007, Sarip Abdul Rohman terpanggil membangun sekolah di areal pemukiman pemulung. Dari sini ia bersama ustad Syamsudin kemudian membangun SDI Daurut Tauhid. Berbekal latar belakang sarjana pendidikan, Sarip membangun sekolah ini bersama dengan warga sekitar.
Tayangan dari DAAI TV ini akhirnya mengantarkanku bersama Rudi untuk berpetualang mencari lokasi tempat. Dari tayangan itu, aku mulai mencari lokasi dari SDI Daurut Tauhid. Perjalanan kami mulai dari titik poin Giant Harapan Indah Bekasi.
Kami mulai mengarahkan mobil menuju tol JORR. Toyota Rush putih yang dikendarai Rudi ini mulai membelah jalanan ibukota menuju daerah terpencil di utara Jakarta. Yah, perjalanan kami arahkan ke daerah Rorotan, sebuah kampung yang bisa kami katakan cukup kumuh.
Dalam perjalanan kami beberapa kali harus memutar, mencari-cari lokasi. Beberapa orang yang kami tanya tidak memberikan lokasi pasti dimana kami harus mendapatkan tempat. Kami dibuat tiga kali memutar jalan yang sama. Ibu-ibu penjual gado-gado akhirnya memberikan petunjuk pasti tentang keberadaan dari Kampung Bedeng.
Dari penjelasannya, kami kemudian melanjutkan perjalanan menuju Kampung Bedeng. Sepanjang perjalanan, kami dihadapkan beberapa truk tronton dan truk. Perjalanan yang harusnya cepat, menjadi sedikit terkendala karena truk ini.
Setelah kami memutar, kami akhirnya menemukan Kampung Bedeng. Seperti yang diberitakan di DAAI TV, kampung ini memang cukup kumuh. Beberapa anak-anak nampak berlarian tanpa menggunakan baju. Pedagang-pedagang jajanan anak nampak lalu lalang di sekitar kampung. Sungguh sebuah kampung yang sederhana.
Sesampainya di Kampung Bedeng, kami langsung menuju SDI Daurut Tauhid, kami terkejut. Betapa tidak, sesampainya di sekolah, kami tidak menemui kegiatan belajar. Ruang-ruang kelas nampak kosong tak bertuan.
Rudi yang melihat kondisi sekolah kosong kemudian berinisiatif bertanya pada warga tentang keberadaan dari Pak Sarip. Dari warga, kami akhirnya diantar menuju rumah dari Pak Sarip. Rumah yang setengah bangunannya dibangun taman kanak-kanak oleh sang pemilik rumah ini nampak ramai dipenuhi anak-anak kecil.
Tanpa menunggu waktu banyak Pak Sarip menyambut kami. Pria berbadan sehat dengan balutan batik ini langsung menyambut kami dengan ramah. Kami langsung memperkenalkan diri sebagai bagian dari KOIN dan beberapa program yang kami kerjakan sebelumnya.
Tak disangka, Pak Sarip langsung menyambut ide dari kami, tidak butuh waktu lama untuk membuat Pak Sarip yakin, kami pun langsung menetapkan tanggal 19 April 2014 sebagai waktu pelaksanaan dengan penanggung jawab Rudi Priatna.
Aku pun tersenyum puas, karena hari ini kami berhasil meyakinkan Pak Sarip untuk menjadi bagian dari program ini. Semoga acara kami di Kampung Bedeng bisa berjalan dengan lancar seperti yang kami harapkan….

Senda Irawan | Book Writer | Author | Kontributor Writing Clinic Annida | Penulis Novel Pandora Sang Penggema Jiwa | Penulis Buku 88 Kiat Menjadi Penulis Hebat | Speaker | Founder Rumah Baca Cakrawala Indonesia | Founder Komunitas Baca Buku | twitter: @Sendrawan

Tinggalkan komentar