Kelas Inspirasi Bekasi (Menginspirasi untuk selamanya….)

Kelas Inspirasi memberi kesan mendalam bagi kami kelompok 20 untuk melangkah selanjutnya ke depan. Sebelum kami menjelaskan tentang bagaimana kesan kami selama mengajar kami akan memulai cerita perjuangan kelompok 20 sebelum akhirnya kami mengajar….

Briefing dan Survei

Pada hari sabtu, tepatnya tanggal 31 Agustus 2013, kami dipertemukan dalam briefing singkat. Saat itu yang hadir dari kelompok 20, Senda Irawan, Fiqih Santoso, Dinda Agarita, Sema Chintya dan Pramirvan Datu. Anggota kelompok kami, Shinta Puspasari, M. Syafei saat itu tidak datang. Fotografer kelompok kami, Yuli berhalangan hadir dan satu anggota kelompok kami yang bernama Dita mengundurkan diri.

Karena anggota kelompok kami terlihat sedikit (bila dibandingkan kelompok lain), akhirnya tim mengutus Rudy Setiawan untuk bergabung ke dalam kelompok kami. Kepindahan Rudy Setiawan dari kelompok 12, dikarenakan kelompok tersebut terdapat tiga orang dengan profesi insinyur. Sejak hari itu, kami kemudian dikukuhkan menjadi anggota kelompok 20 dengan ketua kelompok, Senda Irawan.

Kelompok 20 kemudian mendapat jatah menjadi relawan di SDN Kayuringin Jaya 21 yang letaknya di Jl. Cendrawasih Raya. Pada saat pembagian sekolah kami cukup khawatir, pasalnya tidak ada guru yang datang ke acara kami.

Saat itu pihak panitia meminta kami untuk tenang karena di kelompok lain juga guru-guru tidak hadir di acara briefing.

Karena tidak ada guru yang hadir ke sekolah kami, akhirnya kami putuskan untuk mulai survei lokasi. Kebetulan lokasi sekolah kami tidak jauh dari gedung Patriot.

Petualangan dimulai, kami kemudian menelusuri Perumnas I, mencari alamat yang dimaksud. Berbekal google maps, kami kemudian mencari lokasi bersama-sama. Saat itu kami sempat nyasar, karena SD tersebut ternyata tidak familiar di lingkungan sekitar. Dan akhirnya, setelah kami berputar beberapa kali di daerah tersebut, rekan kami Fiqih Santoso berhasil menemukan SD tersebut.

SD tersebut ternyata SD yang cukup kecil dimana gedungnya bergabung dengan sekolah lainnya. SD ini memiliki kondisi yang cukup memprihatinkan, dimana dalam satu area sekolah mereka harus berbagi lapangan dengan SD lainnya. Tidak hanya itu, ruangan SD ini hanya memiliki lima ruang kelas dimana satu ruang kelasnya harus dibagi dengan ruang perpustakaan.

Survei ke 2

Survei kedua dilakukan sendiri oleh ketua kelompok 20, Senda Irawan. Pada hari senin tanggal 2 September 2013, ia datang sendiri jam 10.30 untuk melihat lokasi yang dimaksud. Pada saat kunjungannya ke sana, pihak sekolah nampak bingung dengan kedatangan Senda karena mereka tidak terlalu mengetahui program Kelas Inspirasi.

Saat itu Senda terkejut, ia pun dengan sigap menjelaskan tentang Kelas Inspirasi pada salah seorang guru yang ditemui di sekolah tersebut. Walaupun tidak bisa menjelaskan semuanya, ia mendapatkan banyak data tentang sekolah tersebut.

Malamnya, Senda bertanya pada pihak panitia Kelas Inspirasi tentang pengurusan sekolah tersebut. Tanpa disangka, ternyata pihak panitia baru menghubungi sekolah via telfon dan belum bertemu langsung dengan pihak sekolah.

Dari sini kami khawatir karena takutnya pihak mereka menolak kami. Akhirnya hari sabtu kami sepakat untuk kembali survei untuk mengukuhkan sekolah tersebut menjadi SD tempat kami mengajar.

Survei ke 3

Pada hari Sabtu, kelompok 20 yang diwakili oleh Senda Irawan dan Dinda datang ke sekolah tersebut dengan didampingi pihak panitia KI yang diwakili Deztya. Dari sini ia kemudian mulai melobi sekolah tersebut untuk bergabung dalam progam Kelas Inspirasi.

Setelah berbicara dengan guru, mereka kemudian menyatakan setuju, hanya saja mereka ingin semua dilakukan secara prosedural melalu UPTD. Melihat waktu yang tidak memungkinkan, akhirnya Deztya memutuskan untuk tidak memakai sekolah tersebut dan mengganti ke sekolah lain.

Ia pun mencoba melobi sekolah di sebelahnya untuk bergabung dengan KI, sayangnya sekolah itupun sepertinya menerapkan standar sama dalam menerima program ini. Akhirnya ia sepakat untuk mengganti sekolah dari SDN Kayuringin Jaya 21 ke SDN Kayuringin 16, kami pun siap berangkat menuju lokasi tersebut.

Saat kami akan berangkat, rekan kami dalam tim 20, Fiqih Santoso datang dan bergabung menuju sekolah tersebut.

Image

Sesampainya di sana kami sempat lama menunggu di luar karena proses melobi yang dilakukan tim KI dengan SDN Kayuringin  Jaya 16 masih berlangsung.

Sambil menunggu kami menikmati cireng isi ayam dan keju, menikmati jajanan mereka. Saat itu kami berpikir tentang kemungkinan terburuk bila kami nantinya tidak dapat sekolah. Deztya kemudian menjelaskan kalau dahulu hal ini pernah terjadi, tapi belum pernah ada kasus ada tim yang tidak mendapat sekolah.

Dan setelah kami menunggu cukup lama, proses deal pun terjadi. Akhirnya kami diperbolehkan mengisi di sekolah mereka.

Dari sini kami kemudian mulai mensurvei ulang sekolah dari mulai gedung bangunan, fasilitas toilet, kantin dan lapangan.

Sejujurnya saat kami melihat SD ini kami merasa SD ini masih sangat baik bila dibandingkan dengan SD sebelumnya. Hal ini karena mereka memiliki enam ruang kelas, ditambah dengan satu perpustakaan, ruang guru dan satu ruangan kepala sekolah.

Meski gedung sekolah mereka juga berdekatan dengan satu sekolah lain dan harus berbagi lapangan, kondisi mereka masih lebih bagus bila dibandingkan dengan kondisi SD sebelumnya. Salah seorang guru (ibu Wuri) yang mengantar kami berkeliling sekolah bercerita kalau sekolah mereka sangat menerima kehadiran orang lain untuk berbagi, karena itu kedatangan Kelas Inspirasi disambut positif oleh mereka.

Kami pun lega mendengar penerimaan mereka yang luar biasa….

Meeting bersama teman-teman kelompok 20….

Keesokan harinya, tepatnya hari Minggu kami satu tim bertemu kembali untuk membicarakan rencana pengajaran kami. Saat itu yang datang hanya lima orang, Senda Irawan, Fiqih Santoso, Dinda, Sema dan Rudy.

Jumlah kelas yang terdiri dari enam kelas membuat kami bingung mengatur waktu, karena jumlah kami lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah kelas. Harapan kami dari kedelapan orang yang sudah terdaftar tidak ada yang mengundurkan diri.

Fiqih Santoso yang bekerja pada bagian HRD akhirnya membuat rancangan bila kondisi tidak memungkinkan. Tim 20 akhirnya membuat empat rancangan dimana kami memiliki kondisi sebagai berikut. Rancangan pertama adalah kondisi dimana kami hanya lima orang mengajar, kondisi kedua bila kami hanya enam orang mengajar, pun dengan dua kondisi lainnya dengan plan terakhir bila semua orang komplit ada.

Tidak hanya itu kami membuat rencana membuat dream wall dengan konsep banner. Usai rapat kami kemudian menyiapkan diri menuju Hari Inspirasi….

Hari Inspirasi

Image

Hari ini kami akhirnya memakai rencana ke dua dimana ada enam orang di dalamnya. Shinta positif masuk dalam kelompok kami. Pramirvan menghilang tanpa memberi kabar pada kami sedangkan M. Syafei mengundurkan diri dikarenakan kondisi tubuhnya yang sedang sakit.

Dan inilah tim kami dengan berbagai macam latar belakang…

Image

S. Rudy Setiawan, ia adalah seorang insinyur sipil yang bekerja di salah satu perusahaan swasta. Saat mengajar ia membuat konsep membuat bangunan dengan sedotan, sehingga anak-anak dipacu untuk berkreativitas membuat bangunan.

Anak-anak sangat terpacu membuat bangunan, mereka sangat senang membuat berbagai macam bangunan dari bahan sedotan.

Anak-anak di kelas 4 memfavoritkan Rudy sebagai sebagai pengajar terfavorit. Tubuhnya yang kurus tak menghalanginya untuk berbagi semangat saat di kelas.

Image

Pengajar ke dua adalah Shinta Puspasari. Ia adalah seorang drafter dari salah satu perusahaan swasta. Metode pengajaran di kelas adalah cita-cita. Ia banyak menceritakan tentang bagaimana seseorang bisa meraih cita-cita.

Pertama kali ia masuk ke sekolah, ia nampak bingung menghadapi situasi kelas, maklum ia sebelumnya tidak mengikuti briefing.

Meski begitu semangatnya di kelas patut diacungi jempol, karena dia mampu membuat anak-anak diam di kelas. Seorang anak autis yang duduk di bangku kelas dua bahkan selalu mengikutinya di belakang selama mengajar.

Image

Pengajar ke tiga adalah Fiqih Santoso. Pengalaman memiliki dua orang anak kecil membuat metode mengisi kelasnya berbeda dengan pengajar lainnya. Ia menggunakan medium boneka untuk membuat anak-anak mengerti tentang profesinya. Ia menjadi favorit anak-anak karena di hampir setiap kelas yang dikunjungi Fiqih selalu mengisinya dengan bernyanyi.

Image

Pengajar ke empat adalah Sema Chintya. Perempuan berhijab ini memiliki usaha clothing  pakaian. Di dalam kelas ia menggunakan metode gambar desain pakaian dan membuat pola. Permainan ini dibuat atraktif membuat para siswa tertarik mengikuti jejaknya. Anak-anak perempuan senang dengan cara mengajarnya karena ia lembut dan sabar menghadapi anak-anak di kelas.

Menjadi pengajar di Kelas Inspirasi sebenarnya bukanlah hal baru baginya. Sebelum ia ikut Kelas Inspirasi, perempuam berhijab trendy ini pernah mengisi Kelas Inspirasi di Depok.

Image

Pengajar ke lima adalah Dinda Agarita. Ia adalah seorang wanita karir yang bekerja di salah satu bank syariah terbesar di Jawa Barat dan Banten. Perempuan yang terkenal introvert ini awalnya sempat panik menghadapi beberapa anak, terutama anak SD. Pasalnya di kelas anak-anak tersebut tidak mau diam dan terus saja ribut.

Meski begitu, ia terkenal sebagai pengajar paling sabar, salah seorang anak di kelas empat bahkan sangat senang dengan Dinda Agarita, kata anak itu, “Ibu Dinda itu sabar dan baik, aku kalau sudah besar mau seperti ibu Dinda.”

Image

Pengajar ke enam adalah Senda Irawan. Ia berprofesi sebagai penulis buku dan ghost writer.  Pria yang sering menjadi pembicara training menulis ini sempat kehabisan suara saat harus mengajar kelas dua, hal ini dikarenakan anak-anak yang ributnya luar biasa. Bahkan seorang anak ada yang sampai naik bangku.

Metode pengajaran Senda banyak menggunakan Iron Man Wuzz. Iron Man Wuzz yang dilakukan Senda karena adanya permintaan dari anak-anak kelas dua. Anak-anak kelas dua tidak bersemangat ketika diminta melakukan Superman Wuzz, mereka ingin Iron Man Wuzz dalam posisi terbang, jadilah sepanjang kelas Senda memberi appaluse dengan metode Iron Man Wuzz pada anak-anak.

Image

Terakhir yang menjadi tim kami adalah Yulia. Perempuan yang membantu mendokumentasikan semua kegiatan kami ini selalu bersemangat mengabadikan setiap kegiatan kami, baik itu di dalam maupun di luar ruangan. Ia tanpa lelah berkeliling dari satu ke ruangan lain untuk mengabadikan momen terbaik bersama anak-anak.

Pekerjaan sebagai desain grafis ditinggalkannya hanya untuk mengabadikan momen terbaik selama Kelas Inspirasi berlangsung.

Itulah kelompok 20 dengan berbagai latar belakang dan  kegiatannya….

Kesan kami

Image

Kelas Inspirasi sangat bagus, membuat kami lebih menghargai profesi guru, terutama guru SD. Banyak dari kita terkadang kurang memperhatikan peran guru SD dalam perkembangan hidup kita, padahal guru SD memiliki peran sangat besar yang membuat kita seperti sekarang ini.

Kami juga menganggap setiap anak Indonesia memiliki kecerdasan luar biasa, selama kami di sekolah kenakalan mereka cerdas dan tidak pernah membuat kami jengkel. Ke depan pengalaman ini akan jadi pengalaman berharga yang akan kami ceritakan pada anak cucu kami kelak….

Senda Irawan|Writer|Ghost Writer|Trainer|@Sendrawan|Owner Focuz The Writing School|Founder Rumah Baca Cakrawala Indonesia|Pengisi kolom Writing Clinic Majalah Annida|

2 pemikiran pada “Kelas Inspirasi Bekasi (Menginspirasi untuk selamanya….)

Tinggalkan komentar